Friday, January 30, 2015

[REVIEW] Gods and Warriors: The Burning Shadow



GODS AND WARRIORS: THE BURNING SHADOW
Michelle Paver
271 hlm
London, Puffin Books
2014

Ini adalah buku kedua dari seri Gods and Warriors. Kali ini Hylas diceritakan tertangkap dan menjadi budak di pertambangan di Thalakrea. Sementara Pirra yang lagi-lagi berusaha kabur, juga sampai di Thalakrea karena penolong kaburnya, Hekabi, memang berasal dari Thalakrea. Sementara itu, Telamon bersama pamannya, juga datang ke Thalakrea, selain karena tambang di Thalakrea adalah kepunyaan klan Crow, juga mereka mencari Belati.

Dan binatang unyu-unyu yang menjadi teman Hylas kali ini adalah seekor anak singa, Havoc. Uwuwuwu, pas baca awalnya, sediiiiih!

She drew back in alarm. Her mother's teat was cold—and no milk came.

...She didn't wake up. Her eyes were open and staring, but they weren't shining silver they should be in the Dark. They were dull—and they didn't see the cub.

Mewing with fear, the cub squirmed under her mother's paw and tried to make her move.

...

Maybe if she kept very quiet, and waited like a good cub, her mother would wake up [hlm 31-32]
Huweeee!

#pelukHavoc

Jadi, Hylas dipekerjakan di tambang perunggu. Dan tambang itu ternyata adalah milik keluarga Crows.

Masyarakat pada umumnya sebenarnya suka menambang juga, akan tetapi mereka menggali secukupnya dan memberikan persembahan. Sementara untuk Crows, tak ada kata cukup. Menggali hingga jauh ke dasar bumi.

Oya, lupa, penyebab kaum Crow memusnahkan kaum Outsiders itu adalah ramalan seorang Oracles yang menyatakan: If the Outsider wields the blade, the House of Koronos burns.

Dengan demikian, Hylas akan terus diburu sampai ia mati, dan Belati-nya juga harus dicari!

Petualangan Hylas bersama Pirra, dan juga Havoc, kian seru dan rumit. Bagaimana dilema-nya Telamon antara kedudukannya sebagai cucu Koronos dengan persahabatannya dengan Hylas. Bagaimana Hylas melarikan diri dari pertambangan. Akastos, pria misterius yang menangkap Hylas di The Outsiders, muncul lagi. Dan puncaknya adalah gempa besar dan meletusnya Gunung Thalakrea.

Baik Hekabi, Akastos, maupun Hylas, percaya bahwa Belati harus dihancurkan di kawah Gunung, Gunung yang sedang meletus!

Waktu Belati akan dihancurkan di kawah, tetiba merasa saat Frodo mau menghancurkan Cincin di Mordor. Cuma kalau ini--ah, baca sendiri aja deh XD Yang pasti, suasananya kacau balau, perahu-perahu angkat sauh meninggalkan Thalakrea.

Saatnya menuju buku 3...

[REVIEW] Gods and Warriors: The Outsiders


GODS AND WARRIORS: THE OUTSIDERS
Michelle Paver
291 hlm
London, Puffin Books
2013

Pertama kali mengenal tulisan Michelle Paver itu dari seri Chronicles of Ancient Darkness. Cerita 6000 tahun lalu, dikemas dalam deskripsi menarik. Kalimat-kalimatnya pendek, bahkan dalam bahasa Inggris-pun mudah dimengerti.

Michelle Paver menggunakan POV 3, sudut pandang orang ke-3, tetapi dengan sorotan berbeda-beda. Kadang POV menyorot tokoh utama, kadang tokoh kedua, dan ini yang menarik: kadang menyorot tokoh binatang! Memaparkan bukan hanya perilaku, tetapi juga perasaan si hewan. Dengan cantiknya Michelle menguraikan saat si binatang resah, saat sedih, saat gembira, saat lapar dan saat kekenyangan, saat frustasi karena tak bisa mengutarakan maksudnya pada si tokoh utama karena tak bisa bicara bahasanya.

Pola ini diulang lagi saat ia menggarap seri Gods and Warriors. Buku pertama dari seri ini awalnya hanya bertajuk Gods and Warriors, akan tetapi saat cetak ulang dan buku kedua akan terbit, maka buku pertama diberi judul tambahan: Gods and Warriors: The Outsiders.

Bila CoAD berlangsung sekitar 6000 tahun lalu, maka GaW berada sekitar tahun 3000-3500 sebelum Masehi. Lokasi diperkirakan berada di sekitar Yunani.

GaW menceritakan seorang anak penggembala, yang entah bagaimana tiba-tiba diburu-buru untuk dibunuh. Anak laki-laki. Adik perempuannya selamat, tapi entah berada di mana kini. Jadi Hylas, itu namanya, berkeras untuk mencari Issi, adik perempuannya, sambil terus menghindar dari The Crow, pasukan yang bermaksud membunuhnya.

Kembali ke desa karena mengira adiknya kembali ke sana juga, ternyata sia-sia. Adiknya tidak kembali ke desa. Lagipula, karena dia outsiders, orang desa memandang remeh padanya, bahkan tak akan melindungi jika The Crow tiba di desa dan mencarinya.

'Untung' temannya anak desa yang juga anak orang kaya, Telamon, kemudian membantunya melarikan diri. Dengan kuda dan kereta. Akan tetapi kemudian Hylas kemudian menemukan hal lain yang mengejutkan.

Di tempat lain, anak seorang pendeta wanita, Pirra, melarikan diri karena tak mau dinikahkan secara paksa demi politik, demi hubungan dua daerah. Hylas setelah terombang-ambing di lautan, terdampar di sebuah pulau, demikian juga dengan Pirra, ditinggalkan oleh seorang nelayan di pulau itu.

Mulailah petualangan mereka berdua: menghindar dari The Crow. Menyembunyikan Belati. Bersahabat dengan Spirit, seekor lumba-lumba. Menghadapi kejutan hubungan antara Telamon dan The Crow.

Suka sekali membaca deskripsi dari pihak Spirit si lumba-lumba, bagaimana ia berusaha memahami anak laki-laki duabelas tahun ini, bagaimana ia bisa memaklumi bahwa anak perempuan temannya itu tidak bisa berenang, bahwa walau anak laki-laki itu bisa berenang tapi tak bisa hidup di dasar laut sebagaimana dirinya, dan seterusnya.

Suka juga dengan riset Michelle sehingga bisa menyajikan detil-detil kecil seperti: bagaimana makanan dipersiapkan (beda dengan CoAD di mana makanan hanya dimasak sederhana seperti dipanggang atau diasap, di sini sudah lebih rumit prosesnya), busana di satu daerah berbeda dengan busana di daerah lain, bahasa yang berbeda-beda, sistem kemasyarakatan (ada budak ada majikan, ada hubungan internasional), dan sebagainya. Tetapi ada juga hal yang tak jauh berbeda: membuat persembahan pada Yang Kuasa saat hendak makan, saat bersyukur, saat ada yang meninggal, saat menghindar dari bencana, dan sebagainya.

Suka kutipan yang ini:

...there were two tribes of giant fish in the Sea: dolphins and sharks. If you meet one, you better pray it's a dolphin. Dolphins are sacred, and they don't eat people. Sharks do. A sharks never smiles, and its hide is rough as granite. But if you've got that close, it's too late [hlm 86]



Sayang ilustrasi seri buku ini sudah tidak dikerjakan oleh Geoff Taylor lagi. Suka ilustrasi-ilustrasinya apalagi gambar serigala. Tapi memang ilustrasi yang sekarang lebih menggambarkan ke-Yunani-annya.

Dan di akhir buku, ada tips kecil dari Michelle, juga beberapa Q&A yang menarik Bagaimana menghindar dari hiu? Bagaimana untuk survive di lautan lepas? Dan pengalamannya berenang bersama lumba-lumba!

Menuju buku 2 XD

Sunday, January 25, 2015

[Review] Silkworm


The Silkworm
Robert Galbraith
Alih bahasa: Siska Yuanita
Alih bahasa kutipan: M. Aan Mansyur
Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama
Jakarta, 2014
536 hlm

Seorang novelis bernama Owen Quine menghilang. Sang istri mengira suaminya hanya pergi tanpa pamit selama beberapa hariseperti yang sering ia lakukan sebelumnya—lalu meminta Cormoran Strike untuk menemukan dan membawanya pulang.

Namun, ketika Strike memulai penyelidikan, dia mendapati bahwa perihal menghilangnya Quine tidak sesederhana yang disangka istrinya. Novelis itu baru saja menyelesaikan naskah yang menghujat orang banyak—yang berarti ada banyak orang yang ingin Quine dilenyapkan.

Kemudian mayat Quine ditemukan dalam kondisi ganjil dengan bukti-bukti telah dibunuh secara brutal. Kali ini Strike berhadapan dengan pembunuh keji, yang mendedikasikan waktu dan pikiran untuk merancang pembunuhan yang biadab tak terkira.

Kalimat-kalimat di sampul belakangnya seperti yang biasa ada di halaman belakang novel misteri-kriminal lainnya. Tapi begitu membaca halaman demi halaman

Seharusnya penerbit menulis rating di sampul.  Rating Dewasa bukan untuk seksualitas, tapi untuk gore, darah. Deskripsi penulis tentang keadaan sekitar saat mayat ditemukan, keadaan mayat itu sendiri, lalu tiap kali setelahnya setiap orang menyebutkan keadaan mayat seperti apa.

Sangat disarankan makan dulu secukupnya, dan jangan mengisi perut terlalu banyak, jika akan membaca Silkworm. Apalagi kalau kamu sensitif...

Novel kali ini mengisahkan lingkungan penulis. Dunia penulis yang ternyata kejam, tidak semata 'pena lebih kejam dari pedang' tetapi pena juga mendatangkan 'pedang'. Namun suka juga membaca Galbraith melukiskan Orlando, anak berkebutuhan khusus, dan perkembangan hubungannya dengan baik Cormoran maupun dengan Robin.

Suka juga membaca hubungan Cormoran dan Robin, dengan karakter mereka masing-masing. Pelan-pelan kita dikenalkan juga pada lingkungan keluarga dan/atau orang-orang terdekat Cormoran maupun Robin.

Robert Galbraith—JK Rowling dalam hal ini—pernah menyatakan akan membuat seri Cormoran Strike ini sampai tujuh judul. Tapi kalau boleh, inginnya sih seperti Agatha Christie atau Sir Arthur Conan Doyle, bikin berpuluh judul... *menanti judul berikutnya*

Baydewey, fanart Cormoran Strike sedikit ya? Atau nanti bakal banyak kalau sudah jadi seri TV? Ini salah satunya, diambil dari http://www.deviantart.com/art/Cormoran-Strike-A-Cuckoo-s-Calling-472498609