Wednesday, August 03, 2016

[REVIEW] Harry Potter and The Cursed Child






7 Juni 2016 di Palace Theater London dimulai preview pementasan Harry Potter and the Cursed Child. Sejak itu, dunia menanti-nantikan salinan naskah teaternya. Special Rehearsal Edition Script terbit pada 31 Juli 2016, bahkan digembar-gemborkan sebagai ''Buku Harry Potter ke-8' lengkap dengan peluncurannya, ada yang tengah malam, sementara di Indonesia dilaksanakan pukul 6 pagi.



Launching Harry Potter and the Cursed Child
Periplus-IndoHarryPotter-BNI46 - Lotte Shopping Avenue

Jadi, seperti apa isi bukunya? Apakah memang mengecewakan?



Pertama-tama, ini adalah naskah drama. Bukan novel. Jadi isinya tidak akan ada deskripsi panjang membuai nan cantik seperti tulisan JK Rowling pada umumnya. Bentuknya dialog dengan sedikit sisipan narasi.

Susah bacanya?

Ya jangan membayangkan teater Shakespeare dong ah!

IMHO, menurutku justru lebih mudah membacanya, lebih mudah menyerapnya. Tidak akan ada--kalaupun ada akan sedikit sekali--kata-kata aneh ataupun istilah, yang membuat kita harus membolak-balik kamus offline maupun online. Bayangkan saja orang berbicara di depan kita, bagaimana saja orang ngobrol, tentu saja mereka akan menggunakan kosakata sehari-hari.

Kecepatan membaca juga bertambah, buku setebal 343 ini bisa ambu selesaikan dalam waktu beberapa jam, ya soalnya itu: isinya kebanyakan dialog. Satu halaman paling isinya hanya 15-20 kalimat, apalagi kalau dua orang ketemu dan saling ber-hai-hai-apa kabar, sehalaman isinya cuma itu doang xD

Kecewa karena tidak bertemu dengan deskripsi cakep punya mami Jo? Ya enggak akan nemu dong! Pertama, ini naskah drama, dan yang kedua: yang menulisnya bukan mami Jo, walau sudah dibaca dan disetujui oleh mami Jo. Penulisnya adalah Jack Thorne, penulis naskah teater, film, televisi dan radio; plus John Tiffany sutradaranya.

Berikutnya, seperti apa sih isinya?

Bentar. Yang belum baca dan engga mau spoiler, silakan tekan 'back' dan lanjutkan hidupmu dengan tenang. Yang sudah baca atau yang belum baca tapi justru mau spoiler, silakan teruskan xD
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
1. Awal

Buku diawali dengan bagian akhir Deathly Hallows. Pas adegan Lily teriak 'Uncle Ron! Uncle Ron!' iiiiiih, jadi pengen ikutan lari dan peluk paman Ron xDD

Dan beneran jadi pengeeeeen banget nonton teaternya. Ada beberapa adegan (banyak!) yang pengeeeeen banget liat seperti apa yang mereka lakukan di atas pentas.

Ada beberapa adegan juga yang engga kebayang seperti apa visualisasinya di pentas, seperti saat beberapa tokohnya minum Polyjus dan berubah. 

2. Fanfiksi

Okey, sebelum nerima buku ini, sudah banyak beredar tulisan di internet dari mereka yang sudah baca, berkata ada banyak fanfiksi di internet yang lebih baik dari Cursed Child.

Memang.

Jangan lupa, fanfiksi itu juga terdiri dari banyak deskripsi, dan ada banyak orang yang piawai menulis deskripsi yang cantik. Jelas saja akan ada banyak fanfiksi di internet yang JAUH lebih keren dari Cursed Child. Jangan lupa, fanfiksi keren itu juga terdiri dari deskripsi cantik, sedang Cursed Child ini kebanyakan terdiri dari dialog.

Ini bukan apologi.

Apalagi?

Tema! Tema yang diangkat dalam Cursed Child ini mem-fanfiksi banget dan sudah banyak beredar. Sebut saja:
- Time Travel
- Voldemort punya anak
- Time Turner-nya disembunyiin di buku dengan teka-teki tertentu dan bocah-bocah itu berhasil menebaknya.

Lalu mengulang adegan Harry, Hermione, Ron, minum Polijus lalu menyelinap ke Kementrian, di sini Al, Scorpius, dan Delphi yang minum...

Bisa dibilang Cursed Child ini engga menyajikan sesuatu yang baru. Tapi memang ini sulitnya fandom yang sudah mendunia dan merajalela sedemikian, sehingga saat si empunya ide hendak melanjutkan, jadi serba salah. Maju ke mana pun, fans akan ada yang sudah membuat fanfiksi/fanart seperti itu. Dengan mudah kita akan berkata: waaaah, kok seperti fanfiksinya si X ya? Kok seperti Al-nya si anu? Kok seperti Scorpiusnya di fanfiksinya si Z ya? Dan seterusnya.

3. Plothole

Tolong betulkan memori ambu:

- Seingat ambu Time Turner yang dipake Hermione-Harry itu cuma untuk jangkauan beberapa jam. Time Turner yang ada di Cursed Child ini mau dipake Al/Scorpius untuk membuat Cedric tidak jadi meninggal? Berapa tahun rentangnya?

- Seingat ambu, Polijus itu dibikinnya 'melewati satu purnama' --> bukan beratus purnama hingga empatbelas tahun kaya' Muggle Rangga itu! #plaks di Cursed Child ini kok mudah ya?

4. Perkembangan karakter

Perkembangan waktu memang susah kalo di teater ya, di sini juga rasanya kok cepet banget. Mungkin karena di serial satu buku isinya satu tahun, sementara di teater ini sekian tahun diselesaikan dalam beberapa halaman saja.

Tapi perkembangan karakter justru cakep!

Harry yang jauh dari Gary Stu--diperlihatkan kelemahannya dan mau berupaya memperbaikinya. Draco yang terus berusaha mempertahankan sisa keluarga yang ia punya. 

Al yang 'terjepit' posisinya, dan ini selalu terjadi dalam cerita: kurang komunikasi. Ia menyangka ayahnya X sementara ayahnya menyangka ia Z, dan terus saja prasangka itu mereka pelihara baik-baik tanpa komunikasi. Kemudian perlahan ini terkikis. 

Ini cakep banget! 

Biarin deh disebut isinya cerita yang udah basi, yang udah banyak ada di fanfiksi, tapi perkembangan karakter seperti ini cakep. Ambu suka!

Lalu:


Draco (roar): My son is missing!
Ginny (an equal roar): So is mine!

Beneran deh anaknya Molly xDD 

Lalu ini:


Draco: You--the three of you--you shone you know? You liked each other. You had fun. I envied you those friendships more than anything else. [...] I was alone. And it sent me to a truly dark place. For a long time. Tom Riddle was also a lonely child. You may not understand that, Harry, but I do--and I think Ginny does too

[pengen peluk Draco]

5. Fanservis



Rose: What do I smell off?
Scorpius: No, I meant it as a nice thing. You smell like a mixture of fresh flowers and fresh--bread

-----


Hermione (di sini dia jadi Minister of Magic): I meant it, Harry, I will not be Cornelius Fudge on this one. I will not stick my head in the sand. And I don't care how unpopular that makes ME WITH DRACO MALFOY (kapitalisasi oleh ambu)

Btw, kalau dalam film Hermione sudah diperankan oleh (karena masih anak kemudian menjadi gadis remaja, maka bukan Noma, tapi) Cherrelle Skeete, apakah pair DMHG akan merajalela seperti sekarang? Mwahaha!

-----


Professor McGonagall: Well, if I didn't see you, I didn't see you

--> kenapa langsung inget percakapan 'have a biscuit, Harry' itu xDD

-----


Albus: Friends?
Scorpius: Always

Wooooi, itu line-nya Severus! #dikeplakScorpius xDD

-----

Dan Severus ada! Dan bersama Hermione! Dan manggil Hermione 'Hermione' bukan Miss Granger! Dan Hermione juga kemudian manggil dia 'Severus'! *histeris* xDD



-----


Draco: Hermione Granger, I'm being bossed around by Hermione Granger. (She turns towards him, he smiles) And I'm mildly enjoying it

*grins*

6. Ending

Ini yang ambu paling suka di ending:


Harry: But the thing that scares me most, Albus Severus Potter, is being a dad to you. Because I'm operating without wires here. Most people at least have a dad to base themselves on--and try to be or not to be. I've got nothing--or very little. So I'm learning, okay? And I'm going to try with everything I've got--to be a good dad for you
Albus: And I'll try and be a better son. I know I'm not James, Dad, I'll never be liked you two--
Harry: James is nothing like me
Albus: Isn't he?
Harry: Everything comes easy for James. My childhood was a constant struggle
Albus: So was mine. So you're saying--am I--like you?



Jadi, kesimpulannya, terlepas dari semua kekurangannya, ambu suka Cursed Child ini. Selama disadari bahwa ini bukan buatan mama Jo, jadi ada banyak kekurangannya, tapi ambu akan baca lagi dan baca lagi dan baca lagi!

They were great men, with huge flaws, 
and you know what--
those flaws almost made them greater
(peluk semuanya)