Sunday, May 01, 2016

[REVIEW] Titian Kejahatan


Titian Kejahatan
(Career of Evil)
Robert Galbraith
Penerjemah Siska Yuanita
552 hlm
Gramedia Pustaka Utama, 2016

Sebuah paket misterius dikirim kepada Robin Ellacott, dan betapa terkejutnya dia ketika menemukan potongan tungkai wanita di dalamnya.

Atasan Robin, detektif partikelir Cormoran Strikes, mencurigai empat orang dari masa lalunya yang mungkin bertanggung jawab atas kiriman mengerikan itu--empat orang yang sanggup melakukan tindakan brutal.

Tatkala polisi mengejar satu tersangka pelaku yang menurut Strike justru paling kecil kemungkinannya, dia dan Robin melakukan penyelidikan sendiri dan terjun ke dunia kelam tempat ketiga tersangka yang lain berada. Namun, waktu kian memburu mereka, sementara si pembunuh kejam kembali melakukan aksi-aksi yang mengerikan...

Diambil dari sini

Pola yang berulang: beberapa terduga, selidiki semua, perkecil kemungkinan, dan BOOM!

Dan buku ini dipenuhi oleh Blue Oyster Cult. Semua bab diawali potongan lagunya. Disclaimer pada lagu-lagu BOC memenuhi lima halaman tersendiri...




Seperti biasa, penyelidikan diwarnai kehidupan pribadi Cormoran (pacar-pacarnya kok cantik-cantik sih) dan isu pernikahan Robin yang disela dengan Perang Dunia MatthewRobin. Ambu baru tahu kamu itu-- #pelukRobineraterat tapi kamu kuat! Pasti kuat!


Diambil dari sini

Deskripsinya tetap juara. Bahkan dalam buku ini ditambah dengan POV si tersangka. Tetap misterius tentu saja, hingga menjelang akhir.

Dalam penyelidikan kali ini, terlihat Cormoran baper level dewa. Tiap langkah dikaitkan pada masa lalunya. Bahkan kecurigaan pada satu tersangka kemudian pada tersangka lain, selalu berdasar pada kenangan masa lalu. Asli baper.

Buat mereka yang menaiki kapal ber-OTP CorBin, banyak sekali hints di sini. Jalan terbuka lebar, apalagi dengan pertengkaran MatthewRobin dengan kesalahan Tak Termaafkan.

Tapi Ambu tak punya kapal di sini, Cormoran buatku mentor buat Robin, walau kadang malu-malu mengakui perhatian buat Robin, tapi dia lebih seperti senior, kakak. Aneh kaya'nya kalau jadian...

Ada beberapa kata dalam penerjemahan yang agak janggal. Waktu dicek, ternyata tak ada nama editor. Juga di buku 1 dan 2 juga ternyata, padahal biasanya Gramedia teliti soal editor, malah kadang dibarengi profreader juga.

Misal:
Hlm 346
Dia melihat gadis itu sedang "tinggi". Dia sering melihat jenis ini. Hidungnya yang rawan dan berair membuatnya jijik.

Kenapa diterjemahkan "tinggi" ya, kenapa tidak memakai "high" saja, toh istilah itu sudah umum dipergunakan dalam bahasa Indonesia?

Sebaliknya:
Hlm 100
"Apakah pamali kalau kau memberitahuku?" tanya Matthew

Kemudian Matthew menjadi urang Sunda xD

Pendek kata, ambu siap menanti kehadiran buku Robert Galbraith tiap tahun!

[REVIEW] Ulat Sutra


Ulat Sutra
(The Silkworm)
Robert Galbraith
Penerjemah Siska Yuanita
536 hlm
Gramedia Pustaka Utama, 2015

Seorang novelis bernama Owen Quine menghilang. Sang istri mengira suaminya hanya pergi tanpa pamit selama beberapa hari--seperti yang sering dia lakukan sebelumnya--lalu meminta Cormoran Strike untuk menemukan dan membawanya pulang.

Namun ketika Strike memulai penyelidikan, dia mendapati bahwa perihal menghilangnya Quine tidak sesederhana yang disangka istrinya. Novelis itu baru saja menyelesaikan naskah yang menghujat orang banyak--yang berarti ada banyak orang yang ingin Quine dilenyapkan.

Kemudian mayat Quine ditemukan dalam kondisi ganjil dengan bukti-bukti telah dibunuh secara brutal. Kali ini Strike berhadapan dengan pembunuh keji, yang mendedikasikan waktu dan pikiran untuk merancang pembunuhan yang biadab tak terkira.


Membaca buku ini disarankan agar makan dulu secukupnya. Umumnya makan setelah membaca, terutama setelah bagian Owen ditemukan, agak sulit dilakukan. Juga kalau kebanyakan makan, akan susah menahan makanan itu tetap berada di dalam perut.

Jadi, seorang penulis mati dengan naskah terakhir yang menghujat banyak orang. Banyak tersangka berarti.

Penyelidikan dilakukan Strike dengan bayang-bayang: Charlotte mantannya, akan menikah. Robin sekretarisnya juga akan menikah, kalau saja tidak tertunda dengan meninggalnya ibu Matthew secara mendadak.

Masih dengan deskripsi yang juara, yang membuatmu bisa membayangkan situasi lokasi atau gambaran seorang karakter. Dan ini siksaan, terutama saat menggambarkan isi perut...


Diambil dari sini

Suka satu karakter di Ulat Sutra ini, Orlando Quine. Anak Owen Quine dengan keterbelakangan mental. Dari sini ambu baru sadar beberapa karakter adalah burung. Namanya, maksudku xD Cormoran. Robin. Dan Orlando dipanggilnya Dodo.

Entah kenapa selalu menarik membaca bagaimana seorang penulis menggambarkan karakter dengan kondisi mental sedemikian, lalu berusaha memahami, berusaha menangkap apa yang sebenarnya ingin diungkap. Karena mereka kemungkinan bisa menangkap apa yang tidak terlihat, yang terlewat tidak menarik perhatian, tapi cara pengungkapannya yang harus dipahami #pelukDodo

Dan...

YOB EIDDE LANEK UKA RIKIPUK NAD

Cermin Tarsah kembali lagi! #hus

Diakhiri dengan tertangkapnya tersangka; lalu Robin dapat gambar dari Dodo dan kursus detektif dari Strike, dan Charlotte jadi menikah.

Bersambung ke edisi ketiga. Maunya begitu. Lalu ada edisi keempat, lalu kelima, dan seterusnya tiap tahun, dan Robert Galbraith panjang umur hingga bisa menulis satu judul setahun, dan di hari tua nanti ambu bisa memamerkan lebih dari 20 judul Cormoran Strike di rak buku xDD

Btw, urusan penerjemahan potongan-potongan puisi masih diserahkan pada M Aan Mansyur @hurufkecil dan masih tetap awesome!