Saturday, April 30, 2016

[REVIEW] Dekut Burung Kukuk


Dekut Burung Kukuk
(The Cuckoo's Calling)
Robert Galbraith
Penerjemah Siska Yuanita
520 hlm
Gramedia Pustaka Utama, 2014


Ketika seorang supermodel jatuh dari ketinggian balkon di London yang bersalju, polisi menetapkan bahwa ini kasus bunuh diri. Namun, kakak korban meragukan keputusan itu, dan menghubungi sang detektif partikelir, Cormoran Strike, untuk menyelidikinya.

Strike seorang veteran perang yang memiliki luka fisik dan luka batin. Hidupnya sedang kisruh. Kasus ini memberinya kelonggaran dalam hal keuangan, tapi menuntut imbalan pribadi yang mahal: semakin jauh dia terbenam dalam kasus ini, semakin kelam kenyataan yang ditemuinya--dan semakin besar bahaya yang mengancam nyawanya.



Gambar dari pinterest R Kikuo Johnson

Awal mula identitas Robert Galbraith disingkap sebagai JK Rowling, ambu lihat di Amazon, hanya ada sekitar 1500 pembeli bukunya.

Begitu tersingkap saja, terus deh dicetak berjuta eksemplar. Jadi penasaran juga, jika saja ada yang menawarkan untuk membeli bukunya saat sebelum tersingkap, mau engga ya?

Jadi, buku diawali dengan Robin Ellacott bekerja sebagai pegawai sementara di kantor detektif partikelir Cormoran Strike, yang sedang dalam kesulitan keuangan. Hari itu juga datang seorang pria, ingin agar Cormoran menguak fakta apakah adik angkat si pria itu bunuh diri, atau dibunuh, dan siapa pembunuhnya.

Kalau sudah mulai membaca bukunya, kita akan menemukan bahwa buku ini dipenuhi oleh deskripsi level juara. Dengan mudah kita bisa membayangkan lokasi, sebuah pub, jalanan riuh rendah, dan sebagainya.


Denmark Street

Ada beberapa pembaca yang mengatakan buku ini boring, mudah ditebak-lah, tapi kalau memang demikian artinya buat ambu, kenapa ambu betah membacanya, kenapa pengen cepat-cepat tahu akhirnya, tapi juga pengen jangan abis dulu?

Mengikuti sepak terjang Cormoran, kemudian deg-degan juga apakah Robin akan berhenti kerja engga. Matthew, biarkan saja tetap menjadi tunangannya. Ada banyak yang pengen dimasukin roman dengan One True Pairing-nya CormoranRobin, kok mainstream sih, tokoh utama pria harus jadian dengan tokoh utama wanita? HGTG gitu ih! (Hero Get The Girl) Padahal kan lika-liku hubungan RobinMatthew dan naik turunnya suhu reaksi Cormoran pada Matthew dan sebaliknya, itu akan jadi bumbu penyedap buat buku ini! Ambu lebih suka Cormoran itu jadi mentor buat Robin (terlepas dari kenyataan bahwa Cormoran selalu dapet pacar jelita xD)

Alihbahasa tidak dikerjakan oleh satu orang saja, khusus untuk puisi alihbahasa dilakukan oleh M Aan Mansyur @hurufkecil. Juara juga!

Puisi awal buku:

A Dirge
Why were you born when the snow was falling? 
You should have come to the cuckoo’s calling, 
Or when grapes are green in the cluster, 
Or, at least, when lithe swallows muster 
For their far off flying 
From summer dying. 
Why did you die when the lambs were cropping? 
You should have died at the apples’ dropping, 
When the grasshopper comes to trouble, 
And the wheat-fields are sodden stubble, 
And all winds go sighing 
For sweet things dying. 

diterjemahkan rapi berima juga:

Kenapa kau lahir saat salju membuat langit bungkuk?
andai saja kau tiba ketika musim dekut burung kukuk,
atau saat buah-buah anggur di tandan meranum hijau,
atau, setidaknya, saat kawanan burung camar berkicau,
sehabis menempuh perjalanan jauh yang ganas,
menyelamatkan diri dari serangan musim panas.

Kenapa kau mati saat bulu-bulu domba dipangkas?
andai saja kau pergi ketika buah-buah apel ranggas,
atau saat gerombolan belalang berubah jadi masalah,
dan lahan gandum semata hamparan jerami basah,
dan napas angin berembus sangat berat
sebab semua hal indah tiba-tiba sekarat.

Rumornya seri Cormoran Strike ini akan di-TV seri-kan. Dan ada aja yang bikin fan art-nya:



Diambil dari sini

Moga bisa rutin keluar satu tahun satu buku, walau mungkin tidak akan sebanyak novel Agatha Christie xD

Thursday, April 28, 2016

[Review] Eye in the Sky

Eye in the Sky ambu tonton di saat-saat terakhir, saat sudah menjelang pergantian lakon menjadi Perang Dulur


Credit to Is Yuniarto

Jaman dahulu perang dilakukan berhadap-hadapan dengan raja/panglima/jendral maju paling dahulu. Jaman sekarang, kalau perlu bahkan prajurit pun tak harus menghadapi musuh. Cukup memantau dari kotak penuh peralatan di darat, jauh dari sasaran, tak beresiko tertembak.

Eye in the Sky memaparkan itu.

Colonel Powell memantau di ruang bawah tanah, Lieutnant General Benson dari Whitehall, UK Foreign Secretary dari Singapura, sambil diare karena alergi udang, dan US Foreign Secretary dari Beijing sambil main pingpong...



Jadi alkisah, Powell menemukan bahwa buruannya selama 6 tahun, Susan Helene Danford, berada di Kenya,  sudah masuk Islam radikal, dan sepertinya sedang merencanakan sesuatu. Kisah terus berjalan hingga ditemukan bahwa mereka sedang merencanakan bom bunuh diri. Ada dua kewarganegaraan Inggris dan satu kewarganegaraan Amerika yang terlibat dalam rencana ini.

Misi 'temukan' berubah menjadi 'bunuh'. Dengan adanya rudal Reaper, korban bisa dikurangi menjadi minimal, hanya isi rumah sasaran, dan adanya kemungkinan luka-luka rakyat sipil di sekeliling rumah itu. Kalau terlambat, ada kemungkinan mereka akan meledakkan bom bunuh diri di pusat perbelanjaan atau sejenisnya, dengan korban jauh lebih banyak.

Misi sederhana itu menjadi rumit tatkala seorang gadis memasuki daerah sasaran dan melakukan pekerjaan sehari-harinya: menjual roti.



Langsung jatuh hati pada Alia Mualim (Mo'Allim) ini: suka main hulahup--dan ia yang tertangkap kamera pertama kali mereka mengarahkan pada daerah rumah itu--belajar matematika (ayahnya Musa, punya bengkel sepeda, menyuruhnya terus belajar, padahal sepertinya perempuan tidak diberi kesempatan belajar di daerah ini). Dengan lugu bertanya pada ayahnya, saat ia dimarahi karena bermain hulahup saat ada orang lain di rumah, dan ayahnya berkata, kau boleh bermain di hadapanku. Uuuuuh, pengen peluk keluarga ini!

Ibunya, Fatima, membuat roti di rumah. Rumah mereka itu berada di belakang rumah sasaran tembak. Karena rumah sasaran itu menghadap jalan yang lebih besar, maka Alia berjualan roti buatan ibunya selalu di pinggir rumah sasaran: ada meja di sana, ditutupi taplak dan roti digelar begitu saja. Emang ya, roti-roti di Afrika mah keras dan bisa diletakkan di mana saja, buat nampol orang juga bisa xDD

Film berkutat di sana: bagaimana membuat korban seminimal mungkin, dan itu berarti si gadis penjual roti harus disingkirkan secepatnya dari situ...


...dan menurut sutradara Gavin Hood, 30% operator drone militer US harus menjalani perawatan post-traumatic stress disorder...



Ada ironi disampaikan, saat Frank Benson menuju Whitehall, ia mampir membeli boneka dulu untuk anaknya, dan saat ia sudah hampir masuk ruangan, anaknya menelepon mengatakan kalau jenis bonekanya salah... Fanfiksi? Kebayang andaikan saja Alia tersadar dan di sampingnya ada sebuah boneka, paket dari Inggris... Hiks!

Film ini merupakan film terakhir dengan penampilan Alan Rickman (masih ada Alice, tapi di film itu ia hanya muncul suaranya).


Dari http://www.the-leaky-cauldron.org/2016/03/29/watch-alan-rickmans-final-appearance-in-eye-in-the-sky/ :



Never tell a soldier that he does not know the cost of war...

Hiks...

Saturday, April 02, 2016

Unboxing PetiBuku

Jadi, sudah lama sirik bin envy tiap kali melihat gambar-gambar kotak buku di Instagram, ada OwlCrate, ada spesialis Young Adult--nama persisnya lupa, dan yang terbaru: ngences parah liat Snape Tribute Box dari Fandom of the Month.

Lalu ternyata di Indonesia juga ada!

PetiBuku-ID mengawali debut dengan tema Fantasi. Jadi pesenlah, dan barusan petinya sampai:


Harta karun!

Belum dibuka, masih nyari-nyari gunting, terenduslah wangi samar-samar. Mirip-mirip permen gitu, jadi pengen gigit xD

Baiklah, mari kita buka:


Tiap kali melihat paket dibungkus bubble wrap itu selalu dilema, antara pengen pletek-pletek atau melihat wajah sedih para bubble-nya yang sudah mengawal barang dengan selamat *lebay, Mbu!* :p


Wangi yang tadi samar-samar, makin menguar, dan mata langsung tertuju pada warna merah di tengah itu! Tapi, masih terbungkus bubble-wrap lagi!


...daaaaaaan inilah!

Karena termasuk sekian pemesan pertama, jadi dapet buku ekstra! Dan bukunya kucing, miuuung!

Jadi, buku utamanya adalah A Monster Calls-nya Patrick Ness, lalu buku Casper si memeng, terjemahan teh Nadya. Dompet-buku bikinan teh Barokah Ruziati. Empat bookmark berwarna-warni sewarna asrama Hogwarts. Postcard kiyuuuut dari teh Ella Elviana. Lalu, lalu, lalu, ada kalung dengan gantungan ramuan Amortentia, mwahaha! *dibanjur ramuan mendidih oleh Madam Kelontong Sihir* daaaaaaan ada lilin-lilin wangi ini. Yang dalam gelas wanginya samar, tapi yang warnanya merah itu haruuuuuum, harum permen, dan nyaris ambu gigit xDD

Baiklah, berhubung sekarang wiken, dan kalau wiken anak-anak dan bapaknya libur tapi emaknya lembur, jadi PetiBuku ini terpaksa ambu simpen dulu, nanti deh kalau udah sendirian dan lagi engga ada kerjaan, dibuka lagi, dibaca bukunya, coretdigigitlilinnyacoret dinyalakan lilinnya! Oiya, sekaligus nyari pencahayaan buat motret buat Instagram. Mwahaha, sekarang nggak kalah deh! #mbujangangitudong

Hihi.