Menyunting Kenangan
[ENTRY INI BERKECENDERUNGAN UNTUK MENYISIPKAN SPOILER]
Tahun 2004, sebuah penerbit besar merayakan ulangtahun ke-30. Di antaranya dengan menerbitkan kumpulan cerpen hasil karya editor-editor mereka, Cinta dalam Stoples.
Salah satunya adalah karya Novia Stephani, Menyunting Kenangan.
Selebihnya bisa dibaca di sini
Menyunting Kenangan berlatar scifi futuristis, bercerita tentang seorang Tira Allen yang ditinggal mati kekasihnya Elouise, tepat sebelum ia akan melamarnya. Hari-hari sesudahnya menjadi tak keruan. Ia selalu teringat Elouise. Ia kemudian menghubungi Fresh Start Psychoneurological Research Facility untuk menggunakan fitur MemoDit untuk menghapus memorinya. Menyunting kenangan.
Ia harus membawa semua memorabilia yang berhubungan dengan Elouise untuk dihancurkan, lalu Fresh Start akan menghapus semua kenangan tentangnya. Simpel. Dengan demikian ia bisa melanjutkan kehidupannya.
Pada awalnya memang berjalan mulus. Ia berhubungan dengan Anne. Ia melirik gadis-gadis manis berbaju tipis dan pendek. Tapi kemudian ia menghirup aroma parfum Elouise yang ia kenal, Angelique.
Dalam buku terakhir The Mortal Instruments, City of Heavenly Fire, empat shadowhunter, satu warlock, dan satu vampire, terperangkap di dimensi yang dikuasai Asmodeus, si pangeran iblis. Asmodeus juga sebenarnya adalah ayah dari si warlock, Magnus Bane.
Asmodeus mengijinkan kelima pemuda itu kembali ke dunia nyata, tapi Magnus tidak boleh kembali. Magnus sudah pasrah saja, toh ia sudah hidup lebih dari 400 tahun lamanya. Kemudian Asmodeus melihat Simon Lewis. The Daylighter. Vampir yang bisa berjalan di siang hari.
Ini lebih menarik untuknya. Terutama memorinya. Maka ia mengijinkan keenam pemuda itu kembali ke dunia nyata, kecuali memori Simon selama menjadi Daylighter, dan memori-memori yang berhubungan dengannya.
Maka Simon kembali ke dunia nyata tanpa ingat bahwa ia pernah menjadi vampir. Tanpa pernah ingat bahwa ia bersahabat dengan shadowhunters. Bahkan ia tak bisa ingat bahwa ia pernah bersahabat akrab nyaris pacaran dengan Clary. Saat Clary menelepon, yang ia ingat hanya: mungkin ini gadis teman sekelas yang sama-sama mengambil kelas Bahasa Inggris dan ingin mengerjakan tugas bersamanya.
Kelima sahabatnya ingin agar Simon ingat kembali semua saat yang mereka alami bersama. Clary dan terutama Izzy. Tapi sia-sia. Simon bahkan tak ingat bahwa dia sering ke sebuah kafe, padahal si pelayan kafe kenal dia dan kebiasaannya berdua bersama Clary dulu. Simon sekarang masih bersama dengan teman-teman band-nya dengan nama yang selalu berubah. Dan ia memberikan flyer jadwal manggung band-nya.
Nama band-nya sekarang jadi The Mortal Instruments.
Magnus langsung berkesimpulan bahwa pemulihan memori Simon bisa dilakukan! Walau sedikit-sedikit dan dalam waktu yang lamaaaaaa sekali.
Sehingga saat pernikahan ibu Clary Jocelyn dengan manusia serigala Luke, Simon bisa datang, dan sedikit-sedikit mulai mengingat siapa dan apa di sana.
Di akhir film Fantastic Beasts and Where to Find Them, dilukiskan Jacob Kowalski yang No-Maj diharuskan di-Obliviate. Proses Obliviate massal yang sedang dilangsungkan adalah dengan menumpahkan intisari cairan dari Swooping Evil dalam hujan deras yang dipanggil oleh Frank the Thunderbird ke seluruh kota.
Perkiraan ambu, konsentrat cairan ini sungguh sangat dahsyat sehingga bisa membasahi seluruh kota. Lalu, bagaimana yang berada di dalam bangunan dan tidak terbasahi? Ada yang mengira-ngira: masuk dalam saluran air. Tapi itu kalau yang lagi mandi/minum. Bagaimana kalau yang hanya berteduh saja, tak melakukan apa-apa?
Perkiraan ambu: aroma. Bayangkan saat hujan pertama kali menyentuh tanah, aroma yang menguar yang banyak orang suka, disebut petrichor. Nah, cairan ini sepertinya punya efek yang sama. Jadi cairan bekerja tidak hanya pada hujan yang membasahi, tapi juga aromanya menguar ke seluruh kota, dihirup oleh seluruh No-Maj.
Mungkin tidak oleh mereka yang berada di basemen. Atau di stasiun bawah tanah, seperti Jacob. Karena itulah ia naik ke permukaan, dan menyongsong hujan.
Tapi, apa yang dihapus oleh cairan itu?
Perkiraan ambu, memori dalam pikiran.
Tapi rasa kagum, mungkin gemas pada Niffler, takut pada Erumpent, sayang pada Demiguise, itu bukan pikiran. Itu rasa. Ada di hati, bukan di otak. Apalagi getar-getar asmara pada neneng Queenie. (Iya, pengendalinya sih di otak xD)
Ketiga fiksi ini lewat begitu saja sehabis membaca-baca obrolan di grup IndoHarryPotter di Facebook. Entah, tapi ada persamaan di dalamnya.
Di cerpen pertama, semua sudah dirancang sebegitu sempurna, sebelum tetiba muncul faktor luar yang memang tak akan bisa dihalangi. Tira bisa membuang semua memorabilia yang ada padanya, tapi memorabilia yang menjadi milik umum, bagaimana mengenyahkannya? Wangi Angelique bisa dijabarkan secara umum, tapi secara subyektif bagi Tira, Angelique itu Elouise.
Di fiksi kedua, Asmodeus sudah sedemikian sakti sehingga semua yang berhubungan dengan memori Simon sebagai Pejalan Siang sudah dihapus. Bahkan ia tak mengenali telepon Clary, temannya sedari kecil.
Tapi rasa tak bisa dihapus. Alam bawah sadar Simon punya rasa pada The Mortal Instruments. Dan dengan demikian, Magnus bisa membangkitkan sedikit demi sedikit rasa yang Simon masih simpan: pada Clary, pada Izzy, pada semuanya!
Apalagi pada fiksi ketiga.
Karenanya, hapuslah pikiranmu. Rasa akan tetap bertahan, bawah sadar maupun sadar!
Tahun 2004, sebuah penerbit besar merayakan ulangtahun ke-30. Di antaranya dengan menerbitkan kumpulan cerpen hasil karya editor-editor mereka, Cinta dalam Stoples.
Salah satunya adalah karya Novia Stephani, Menyunting Kenangan.
Selebihnya bisa dibaca di sini
Menyunting Kenangan berlatar scifi futuristis, bercerita tentang seorang Tira Allen yang ditinggal mati kekasihnya Elouise, tepat sebelum ia akan melamarnya. Hari-hari sesudahnya menjadi tak keruan. Ia selalu teringat Elouise. Ia kemudian menghubungi Fresh Start Psychoneurological Research Facility untuk menggunakan fitur MemoDit untuk menghapus memorinya. Menyunting kenangan.
Ia harus membawa semua memorabilia yang berhubungan dengan Elouise untuk dihancurkan, lalu Fresh Start akan menghapus semua kenangan tentangnya. Simpel. Dengan demikian ia bisa melanjutkan kehidupannya.
Pada awalnya memang berjalan mulus. Ia berhubungan dengan Anne. Ia melirik gadis-gadis manis berbaju tipis dan pendek. Tapi kemudian ia menghirup aroma parfum Elouise yang ia kenal, Angelique.
*****
Dalam buku terakhir The Mortal Instruments, City of Heavenly Fire, empat shadowhunter, satu warlock, dan satu vampire, terperangkap di dimensi yang dikuasai Asmodeus, si pangeran iblis. Asmodeus juga sebenarnya adalah ayah dari si warlock, Magnus Bane.
Asmodeus mengijinkan kelima pemuda itu kembali ke dunia nyata, tapi Magnus tidak boleh kembali. Magnus sudah pasrah saja, toh ia sudah hidup lebih dari 400 tahun lamanya. Kemudian Asmodeus melihat Simon Lewis. The Daylighter. Vampir yang bisa berjalan di siang hari.
Ini lebih menarik untuknya. Terutama memorinya. Maka ia mengijinkan keenam pemuda itu kembali ke dunia nyata, kecuali memori Simon selama menjadi Daylighter, dan memori-memori yang berhubungan dengannya.
Maka Simon kembali ke dunia nyata tanpa ingat bahwa ia pernah menjadi vampir. Tanpa pernah ingat bahwa ia bersahabat dengan shadowhunters. Bahkan ia tak bisa ingat bahwa ia pernah bersahabat akrab nyaris pacaran dengan Clary. Saat Clary menelepon, yang ia ingat hanya: mungkin ini gadis teman sekelas yang sama-sama mengambil kelas Bahasa Inggris dan ingin mengerjakan tugas bersamanya.
Kelima sahabatnya ingin agar Simon ingat kembali semua saat yang mereka alami bersama. Clary dan terutama Izzy. Tapi sia-sia. Simon bahkan tak ingat bahwa dia sering ke sebuah kafe, padahal si pelayan kafe kenal dia dan kebiasaannya berdua bersama Clary dulu. Simon sekarang masih bersama dengan teman-teman band-nya dengan nama yang selalu berubah. Dan ia memberikan flyer jadwal manggung band-nya.
Nama band-nya sekarang jadi The Mortal Instruments.
Magnus langsung berkesimpulan bahwa pemulihan memori Simon bisa dilakukan! Walau sedikit-sedikit dan dalam waktu yang lamaaaaaa sekali.
Sehingga saat pernikahan ibu Clary Jocelyn dengan manusia serigala Luke, Simon bisa datang, dan sedikit-sedikit mulai mengingat siapa dan apa di sana.
*****
Di akhir film Fantastic Beasts and Where to Find Them, dilukiskan Jacob Kowalski yang No-Maj diharuskan di-Obliviate. Proses Obliviate massal yang sedang dilangsungkan adalah dengan menumpahkan intisari cairan dari Swooping Evil dalam hujan deras yang dipanggil oleh Frank the Thunderbird ke seluruh kota.
Perkiraan ambu, konsentrat cairan ini sungguh sangat dahsyat sehingga bisa membasahi seluruh kota. Lalu, bagaimana yang berada di dalam bangunan dan tidak terbasahi? Ada yang mengira-ngira: masuk dalam saluran air. Tapi itu kalau yang lagi mandi/minum. Bagaimana kalau yang hanya berteduh saja, tak melakukan apa-apa?
Perkiraan ambu: aroma. Bayangkan saat hujan pertama kali menyentuh tanah, aroma yang menguar yang banyak orang suka, disebut petrichor. Nah, cairan ini sepertinya punya efek yang sama. Jadi cairan bekerja tidak hanya pada hujan yang membasahi, tapi juga aromanya menguar ke seluruh kota, dihirup oleh seluruh No-Maj.
Mungkin tidak oleh mereka yang berada di basemen. Atau di stasiun bawah tanah, seperti Jacob. Karena itulah ia naik ke permukaan, dan menyongsong hujan.
Tapi, apa yang dihapus oleh cairan itu?
Perkiraan ambu, memori dalam pikiran.
Tapi rasa kagum, mungkin gemas pada Niffler, takut pada Erumpent, sayang pada Demiguise, itu bukan pikiran. Itu rasa. Ada di hati, bukan di otak. Apalagi getar-getar asmara pada neneng Queenie. (Iya, pengendalinya sih di otak xD)
*****
Ketiga fiksi ini lewat begitu saja sehabis membaca-baca obrolan di grup IndoHarryPotter di Facebook. Entah, tapi ada persamaan di dalamnya.
Di cerpen pertama, semua sudah dirancang sebegitu sempurna, sebelum tetiba muncul faktor luar yang memang tak akan bisa dihalangi. Tira bisa membuang semua memorabilia yang ada padanya, tapi memorabilia yang menjadi milik umum, bagaimana mengenyahkannya? Wangi Angelique bisa dijabarkan secara umum, tapi secara subyektif bagi Tira, Angelique itu Elouise.
Di fiksi kedua, Asmodeus sudah sedemikian sakti sehingga semua yang berhubungan dengan memori Simon sebagai Pejalan Siang sudah dihapus. Bahkan ia tak mengenali telepon Clary, temannya sedari kecil.
Tapi rasa tak bisa dihapus. Alam bawah sadar Simon punya rasa pada The Mortal Instruments. Dan dengan demikian, Magnus bisa membangkitkan sedikit demi sedikit rasa yang Simon masih simpan: pada Clary, pada Izzy, pada semuanya!
Apalagi pada fiksi ketiga.
Karenanya, hapuslah pikiranmu. Rasa akan tetap bertahan, bawah sadar maupun sadar!
0 Comments:
Post a Comment
<< Home