Friday, February 20, 2015

Peran Pembantu


Bukaaaaan, bukan peran sebagai mbok Inah atau mbok Iyem XD Maksudnya bukan peran utama tapi lumayan sering kepilem.

Kalau di Harry Potter, kebayangnya itu Severus Snape. Dan kemaren-kemaren ribut soal yutub tentang kronologis Snape. Yang ini:



...padahal itu kan video tahun lalu XDD

Dan komentar ambu: berarti delapan film bertajuk 'Harry Potter and--' itu bisa dikompres jadi satu film 'Severus Snape and Harry Potter' :p

Lalu ngayal kalau buku-buku Harry Potter sampulnya semua Severus XD

Kemudian, barusan di grup PNFI ada kabar kalau City of Bones (The Mortal Instruments #1) edisi UK bakal ada sampul baru. Yang ini:

Dan mendadak kepikiran juga.

Ambu dulu beli TMI cuma nomer 1 aja. Nomer 2-5 engga beli. Cuma mengunduh, dan bacanya sekilas-sekilas.

Soalnya ambu engga gitu suka tokoh utamanya, Jace dan Clary. Cassandra Clare itu awalnya fans Harry Potter dan ambu secara sepihak melihat Clary itu setipe dengan Harry. Harry ceweknya XD Dan romannya kebanyakan kalo kata ambu sih. Ambu lebih suka ship Malec atau SimonIzzy. Bahkan di nomer-nomer akhir, suka juga JordanMaia.

Lalu kepikiran, kalo sampulnya Malec gimana? Hihi...

Oya, kemaren-kemaren marathon lagi baca TMI 1-6, soalnya dapet buku 6-nya, menang lomba bikin Rune. Jadi aja 'kepaksa' baca ulang dengan seksama. Ebtw, engga seksama banget sih, scene roman JaceClary sih di-skip aja XD

Ada yang ambu suka di sini, cara Magnus manggil Clary. Beberapa kali dia manggil Clary dengan 'biskuit'.

Kedengerannya manis gitu. Panggilan sayang kakak laki-laki ke adik perenpuan (dengan beda umur beberapa ratus tahun, hihi).

Tapi engga nemu kenapa Magnus manggil Clary gitu. Ditelusuri sih, Magnus mulai manggil Clary 'biskuit' itu di City of Glass gitu ya, yg mereka mau di-Portal ke Idris, lalu ada iblis Forsaken, dan anak-anak Lightwoods langsung disuruh ke Idris sementara Clary ketinggalan, dan cuma ketemu Magnus di Institut...

Nanya ke aicchan dan athnesnea juga mereka engga apal XD

Ya sudahlah.

Balik lagi ke pertanyaan: gimana kalo sampul TMI Malec aja?

Hihi

Monday, February 09, 2015

[REVIEW] Gods and Warriors: The Eye of Falcon


GODS AND WARRIORS: THE EYE OF FALCON
Michelle Paver
297 hlm
London, Puffin Books
2014

Buku ketiga dari seri Gods and Warriors.

Di akhir buku kedua, Hylas di tengah suasana kacau, gunung Thalakrea yang akan meletus, memaksa Pirra untuk naik ke kapal yang akan membawanya kembali ke Keftiu. Bersama Havoc yang masih dalam kerangkeng, dengan asumsi: Userref, budak Pirra, memuja singa. Bersama mereka, Havoc pasti aman nyaman sejahtera.

Pirra membenci Hylas karena ia mengira Hylas menyia-nyiakannya. Havoc juga mengira Hylas menyia-nyiakannya.

Di buku ketiga ini, sepertinya mereka benar.

Ketika Hylas mendarat di Keftiu dengan kapal lain, suasana yang berbeda sama sekali menyambutnya. Tak ada kehidupan. Mayat di mana-mana. Bahkan di sini ia menemukan hal lain: ia bisa melihat hantu!

Periphas dan rekan-rekan sekapal yang lain segera menyadari bahwa Keftiu sedang dilanda wabah, memutuskan untuk segera pergi lagi dan mencari daratan lain untuk didatangi.

Tapi Hylas bersikeras untuk tetap di situ, mencari tahu nasib Pirra dan Havoc.

Bertemu dengan sekelompok orang yang masih selamat, Hylas kemudian tahu bahwa Pendeta Tinggi ibu Pirra sudah meninggal, Pirra dan Userreff diasingkan di Taka Zimi, agar tak kena wabah. Hylas juga mengetahui: karena Thalakrea meletus, abu menutupi matahari sudah berbulan-bulan, seperti musim dingin tak henti-henti. Jadi inget Krakatau...

Selain abu menutupi matahari, tsunami juga melanda Keftiu, menyusul wabah. Sempurna. Keftiu jadi daerah mati.

Pirra dan Userref diasingkan di Taka Zimi. Sementara Havoc terpisah saat tsunami, terlunta-lunta di tempat bukan habitatnya.

Hylas bertekad mencari mereka.

Ia bertemu Havoc sekilas, tapi Havoc malah membencinya dan pergi. Di situ Hylas juga melihat Akastos, yang menyelamatkan jiwanya, memberinya Dittany agar tak terkena wabah, dan juga menceritakan asal-usulnya. Tapi saat Hylas tersadar suatu hari, Akastos sudah pergi.

Hylas meneruskan perjalanan ke Taka Zimi, sambil tersadar: ternyata Crows juga mendatangi Taka Zimi karena curiga Pirra-lah yang memegang Belati.

Pirra di Taka Zimi sempat menyelamatkan seekor anak falcon, yang diberinya nama Echo. Echo diberi makan dan dirawat Pirra menjadikannya tidak bisa berburu sendiri. Belum bisa :p

Akan tetapi Pirra kemudian terkena wabah. Pelayan-pelayannya kabur takut ketularan. Userref menawarkan diri mencari penawar, akan tetapi Pirra sadar ia akan segera mati, maka ia membisikkan di mana ia menyimpan Belati.

Apakah Hylas bisa menyelamatkan Pirra, dari Wabah maupun dari Telamon dan Crow? Apakah Hylas bisa bertemu Havoc lagi? Apakah mereka bisa mengusir Wabah dari seluruh wilayah Keftiu, juga mengembalikan Matahari yang selama ini tertutup abu? Apakah mereka bisa bertemu Userref dan Belati lagi?

Karen buku ketiga ini baru beberapa bulan terbit, sepertinya buku keempat masih harus ditunggu lama, huhuhu!

Tapi seperti biasa, senang akan tulisan Michelle. Terutama bagian sudut pandang Havoc dan Echo. Suka bagaimana Michelle me-riset bagaimana singa dan falcon 'merasa' suatu peristiwa dan bagaimana mereka bersikap.

Suka juga melihat perkembangan sikap Telamon. Dari teman Hylas, kemudian ragu antara Hylas dan Crows, kemudian semakin dekat pada Crows. Apakah di buku selanjutnya Telamon akan menjadi musuh abadi Hylas, ataukah ia akan kembali menjadi kawan?

Harus menunggu buku selanjutnya. Btw, akan jadi enam buku lagi-kah seperti CoAD? :p