[Hotter Potter]Harry Potter dan Piala Api
HARRY POTTER DAN PIALA API
(Harry Potter and the Goblet of Fire)
JK Rowling
alihbahasa: Listiana Srisanti
Gramedia Pustaka Utama
Cetakan kesepuluh, Desember 2001
882 hlm
HARRY POTTER DALAM PIALA API
(Harry Potter and the Goblet of Fire)
JK Rowling
tak ada nama penerjemah
Penerbitan Pelangi Sdn.Bhd
714 hlm
Disertakan dalam event Hotter Potter
Yak, betul sekali, kali ini kita baca dua buku yang nyaris sama, terjemahan Harry Potter buku keempat dalam bahasa Indonesia dan bahasa Malaysia. Entah kenapa, dalam terjemahan bahasa Malaysia, samasekali tidak ada nama penerjemah! Dalam buku tidak ada, dalam wiki juga tidak ada! Ketika hal ini disampaikan pada seorang teman yang profesinya penerjemah, dia sedih. Senang karena di Indonesia profesi penerjemah begini-begini juga masih dihargai, tapi sedih di Malaysia kok sama sekali tidak ada penghargaan...
Oke, kita beralih ke buku. Buku keempat ini lebih tebal dibanding ketiga buku sebelumnya. Nuansa gelap semakin terasa. Untuk yang belum baca (jarang kali ya? Kalaupun belum baca pasti sudah nonton filmnya XD), dalam buku keempat ini bakal ditemukan adegan kematian. Bahkan di bab awal...
JKR dalam buku keempatnya ini membawa kita ke dunia sihir yang lebih luas. Bukan hanya ke Hogwarts, bukan hanya ke The Burrow, tetapi juga ke stadion Quidditch! Ya, dalam tahun keempat mereka sekolah, ada Piala Dunia Quidditch. Mungkin kalau dibandingkan dengan dunia Muggle, empat tahun sekali ini ada Piala Dunia sepakbola, kali ya?
Seperti sepakbola di dunia Muggle, pendukungnya banyak, dan banyak pula yang fanatik. Untuk nonton Piala Dunia ini bahkan disediakan lahan untuk berkemah di sekitar stadion. Para petugas tentu saja bekerja super ekstra keras untuk ini: undang-undang kerahasiaan sihir tetap berlaku, jadi bayangkan saja mereka harus menyembunyikan peristiwa akbar ini dari pantauan Muggle!
Dan seperti Muggle memuja para pemain sepakbola, para penyihir juga memuja pemain Quidditch! Dari tim Bulgaria ada satu yang paling dipuja, Viktor Krum. Penggambarannya nggak cakep sih (hidung bengkok dan alis hitam tebal, wajahnya masam selalu) tapi dia masih muda! Daaaaaan, ternyata dia juga termasuk ke dalam tim Triwizard, pertandingan antar sekolah yang dilaksanakan di Hogwarts setelah sekian ratus tahun tidak dilaksanakan!
Viktor Krum ternyata pemain inti tim Bulgaria yang juga masih sekolah! (Di film sih digambarkannya cakep dan gagah XD) Masuk ke dalam utusan Durmstrang untuk Triwizard, ni anak berprestasi banget ya? Hihi.
...justru mirip Severus XD
Pendek kata, di Hogwarts tahun ini akan dilaksanakan pertandingan antar sekolah, yang dihadiri oleh dua sekolah lain, Beauxbatons dan Durmstrang. Mereka menginap di Hogwarts selama pertandingan berlangsung, didampingi oleh Kepala Sekolah mereka masing-masing. (Di film dilukiskan bahwa utusan Beauxbatons itu cewek semua sedang utusan Durmstrang itu cowok semua XD)
Syarat untuk bisa ikut bertanding di Triwizard ini salah satunya adalah berusia tujuhbelas tahun ke atas. Yang berminat ikut, memasukkan perkamen bertuliskan nama dan sekolahnya ke dalam Piala Api--yang sudah dikelilingi dengan Lingkaran Batas Usia. Setelah duapuluh empat jam, Piala Api akan memuntahkan lagi tiga nama, satu dari tiap sekolah, sebagai peserta Triwizard.
Peserta dari Durmstrang yang terpilih adalah Viktor Krum tentu saja, lalu Fleur Delacour dari Beauxbatons. Dari Hogwarts pesertanya adalah Cedric Diggory, dan ternyata nama Harry Potter juga keluar!
Bagaimana mungkin? Bukankah Fred dan George--yang cuma tinggal beberapa bulan lagi berusia tujuhbelas tahun--ditolak oleh Piala Api, bagaimana Harry bisa memasukkan nama ke Piala?
Bagaimana caranya itu akan muncul di akhir cerita, yang jelas, Harry Potter terpaksa harus ikut semua tugasnya. Liku-liku ketiga tugasnya itu membawanya ke hadapan Vold--ehm, maksudku, Kau-Tahu-Siapa. Kau-Tahu-Siapa yang di tiga buku sebelumnya hanya berupa nama dan wujud tak jelas, kini muncul dalam wujud penyihir asli, manusia asli!
Buku keempat ini memang membawa kita ke alam yang lebih gelap. Lebih 'gore' dari sebelumnya. Bahkan film-nya pun masuk ke dalam rate yang lebih dewasa, tidak sekedar semua umur. Ketegangan yang timbul, kematian di hadapan mata, darah, kegelapan...
Membaca ulang memang asyik. Apalagi sekaligus membaca edisi Malaysia, seru membandingkan kalimat-kalimatnya, istilah-istilahnya. Death Eaters memang tidak diterjemahkan, Kau-Tahu-Siapa jadi Kamu-Tahu-Siapa, Pangeran Kegelapan jadi Raja Kuasa Jahat. Ramuan jadi posyen (langsung dari potion kali ya?) Lalu Mum yang tidak diterjemahkan di buku berbahasa Indonesia, dalam edisi bahasa Malaysia jadi Emak. Aih!
""Ginny suka rambut abang," Ginny yang duduk di sebelah Bill mencelah, "Emak ketinggalan zamanlah. Lagipun, tak hampir pun sepanjang rambut Profesor Dumbledore..." [HPdPA, 61]Hihi. Ga berhenti ketawa sepanjang baca bukunya #direbusdikuali