Snape vs sinetron :P
Pasti kalian sering baca imel di milis, atau post di Forum yang bunyinya begini:
Aduuh! Nggak nyangka! Ternyata Snape itu ternyata segitu baiknya ya! Jadi nge-fans deh sekarang sama Snape!
:-)
Jadi, sekarang kita harus membagi dua fans Snape menjadi:
1. The True Defenders of Snape
2. Yang-Baru-Nyadar-Bahwa-Snape-Itu-Tidak-Di-Pihak-Hitam-Setelah-Selesai-Baca-Buku-7
Dan apa yang akan kita—The True Defenders of Snape—lakukan pada pihak yang berada di point 2? Ya, palingan ngetawain, kasian de lu! Wkwkwkwk!
Tapi itu akan membawa kita ke dalam satu pemikiran. Mengapa ada pihak yang sudah menyangka bahwa Snape memang berada di pihak Putih, bahkan sedari awal buku 1 sekalipun, dan mengapa ada pihak yang sampai sebelum baca buku 7 masih keukeuh menyangka bahwa Snape ada di pihak Hitam?
Satu kata kuncinya: mata-mata.
The True Defenders of Snape sudah sedari awal menyadari bahwa Snape berada di pihak Putih, karena entah berapa kali Dumbledore mengatakan ia percaya seratus persen bahwa Snape berada bersamanya. Dan karena banyak (terutama anggota Orde) yang mengatakan bahwa dia adalah mata-mata.
Mata-mata bisa saja terlihat Hitam, padahal ia adalah orang Putih. Kalau momennya sebentar, ia bisa saja kembali ke identitasnya setelah penyamaran, menjadi Putih. Tetapi kalau untuk kepentingan yang lama? Sory, kau akan selalu terlihat Hitam, oleh siapapun. Bahkan setelah kau mati, kau bisa saja dipulihkan nama baikmu jika ada bukti bahwa kau adalah pihak Putih, tapi kalau modelnya seperti Mission Impossible: jika ada yang terluka atau tewas, Kementrian akan menyangkal semuanya. Dan kau akan selamanya terlihat Hitam oleh siapapun. Mungkin hanya oleh beberapa orang yang mengetahuimu dari awal yang akan mengenangmu sebagai Putih.
Dan, ada banyak yang tidak percaya bahwa Snape itu ada di pihak Putih, karena alasan yang sangat klise: karena dia jahat pada Harry (dan atau Hermione, Neville, dll)
Oh, c’mon. JKR sendiri bilang bahwa Snape itu ’not a nice man’. Dan kita juga tahu bahwa di kehidupan nyata ada banyak sekali orang yang terlihat baik-baik padahal dia penipu, atau orang yang brewosan, hitam, bau, dan ngomongnya kasar, ternyata orang baik.
Jadi jangan menjadi penonton sinetron, penjahat harus brewosan, tertawa terbahak-bahak, ngomongnya kasar, sementara orang baik itu ngomongnya halus dan sopan. Bweh! Matikan tivi di saat ditayangkan sinetron, agar kamu menjadi lebih pintar, agar kamu lebih aktif membuka wawasan, jangan mau aja dibodohi. Wekekek, napsu banget nih! Hihi..
Oya, ngomong soal sinetron, jadi inget kata GunZ di HPI waktu ada yang nanya: Harry Potter Tamat, setuju?
GunZ bilang:
... penyakit fans Indonesia, dan apa yang menyebabkan sinetron jadi sampah seperti sekarang.
Wekekek! Itu lagi ciri penggila sinetron: tayangan nggak boleh tamat. Pasti masih inget kasus Tersanjung, sampai beratus-ratus episodenya, udah nggak jelas lagi isi ceritanya.
Masih ada? Masih. Penggila sinetron menyukai cerita yang detail. Karena nggak boleh tamat, karena produsennya bingung mau nyeritain apa lagi, makanya segala dihidangkan sangat detail.
Lihat Buku 7, setelah segalanya berakhir, JKR berbaik hati menghidangkan Epilog pada kita. Dan para penyuka sinetron berharap: Aduh, kalau saja ada jilid 8 dan seterusnya, kan buku 7 nggak menjelaskan apa mereka meneruskan sekolah atau enggak, gimana Harry kawinnya, gimana Ginny ngelahirin, pekerjaannya Hermione apa, siapa yang menikah dengan Neville, dengan Luna, blablablabla.
Do you know what?
Yang seperti itu sangat-sangat membodohi pembaca. Pembaca tidak diberi kesempatan untuk berimajinasi sendiri. Pembaca tidak diberi kesempatan untuk menjadi pintar.
Dan yang sangat menyedihkan, pembacanya banyak yang dengan sukarela menyediakan diri untuk dibodohi!
Euh, jadi ngelantur. Pokoknya, hidup The Defenders of Snape!
Aduuh! Nggak nyangka! Ternyata Snape itu ternyata segitu baiknya ya! Jadi nge-fans deh sekarang sama Snape!
:-)
Jadi, sekarang kita harus membagi dua fans Snape menjadi:
1. The True Defenders of Snape
2. Yang-Baru-Nyadar-Bahwa-Snape-Itu-Tidak-Di-Pihak-Hitam-Setelah-Selesai-Baca-Buku-7
Dan apa yang akan kita—The True Defenders of Snape—lakukan pada pihak yang berada di point 2? Ya, palingan ngetawain, kasian de lu! Wkwkwkwk!
Tapi itu akan membawa kita ke dalam satu pemikiran. Mengapa ada pihak yang sudah menyangka bahwa Snape memang berada di pihak Putih, bahkan sedari awal buku 1 sekalipun, dan mengapa ada pihak yang sampai sebelum baca buku 7 masih keukeuh menyangka bahwa Snape ada di pihak Hitam?
Satu kata kuncinya: mata-mata.
The True Defenders of Snape sudah sedari awal menyadari bahwa Snape berada di pihak Putih, karena entah berapa kali Dumbledore mengatakan ia percaya seratus persen bahwa Snape berada bersamanya. Dan karena banyak (terutama anggota Orde) yang mengatakan bahwa dia adalah mata-mata.
Mata-mata bisa saja terlihat Hitam, padahal ia adalah orang Putih. Kalau momennya sebentar, ia bisa saja kembali ke identitasnya setelah penyamaran, menjadi Putih. Tetapi kalau untuk kepentingan yang lama? Sory, kau akan selalu terlihat Hitam, oleh siapapun. Bahkan setelah kau mati, kau bisa saja dipulihkan nama baikmu jika ada bukti bahwa kau adalah pihak Putih, tapi kalau modelnya seperti Mission Impossible: jika ada yang terluka atau tewas, Kementrian akan menyangkal semuanya. Dan kau akan selamanya terlihat Hitam oleh siapapun. Mungkin hanya oleh beberapa orang yang mengetahuimu dari awal yang akan mengenangmu sebagai Putih.
Dan, ada banyak yang tidak percaya bahwa Snape itu ada di pihak Putih, karena alasan yang sangat klise: karena dia jahat pada Harry (dan atau Hermione, Neville, dll)
Oh, c’mon. JKR sendiri bilang bahwa Snape itu ’not a nice man’. Dan kita juga tahu bahwa di kehidupan nyata ada banyak sekali orang yang terlihat baik-baik padahal dia penipu, atau orang yang brewosan, hitam, bau, dan ngomongnya kasar, ternyata orang baik.
Jadi jangan menjadi penonton sinetron, penjahat harus brewosan, tertawa terbahak-bahak, ngomongnya kasar, sementara orang baik itu ngomongnya halus dan sopan. Bweh! Matikan tivi di saat ditayangkan sinetron, agar kamu menjadi lebih pintar, agar kamu lebih aktif membuka wawasan, jangan mau aja dibodohi. Wekekek, napsu banget nih! Hihi..
Oya, ngomong soal sinetron, jadi inget kata GunZ di HPI waktu ada yang nanya: Harry Potter Tamat, setuju?
GunZ bilang:
... penyakit fans Indonesia, dan apa yang menyebabkan sinetron jadi sampah seperti sekarang.
Wekekek! Itu lagi ciri penggila sinetron: tayangan nggak boleh tamat. Pasti masih inget kasus Tersanjung, sampai beratus-ratus episodenya, udah nggak jelas lagi isi ceritanya.
Masih ada? Masih. Penggila sinetron menyukai cerita yang detail. Karena nggak boleh tamat, karena produsennya bingung mau nyeritain apa lagi, makanya segala dihidangkan sangat detail.
Lihat Buku 7, setelah segalanya berakhir, JKR berbaik hati menghidangkan Epilog pada kita. Dan para penyuka sinetron berharap: Aduh, kalau saja ada jilid 8 dan seterusnya, kan buku 7 nggak menjelaskan apa mereka meneruskan sekolah atau enggak, gimana Harry kawinnya, gimana Ginny ngelahirin, pekerjaannya Hermione apa, siapa yang menikah dengan Neville, dengan Luna, blablablabla.
Do you know what?
Yang seperti itu sangat-sangat membodohi pembaca. Pembaca tidak diberi kesempatan untuk berimajinasi sendiri. Pembaca tidak diberi kesempatan untuk menjadi pintar.
Dan yang sangat menyedihkan, pembacanya banyak yang dengan sukarela menyediakan diri untuk dibodohi!
Euh, jadi ngelantur. Pokoknya, hidup The Defenders of Snape!