Fanfiksi di Media
Majalah Femina no 35/XLI
7-13 September 2013
Cuma 2 halaman sih. Cuma mengenalkan apa itu fanfiksi. Lalu ada satu wawancara singkat dengan Clara Ng.
Pendek begini jadinya banyak yang nggak bisa disampaikan, yang membuat kesan bias, kesan yang melenceng. Misalnya:
Dua pikiran disatukan dalam satu paragraf. Kesannya, kalau pengen baca fanfic K-Pop, Justin Bieber, dan One Direction, datanglah ke Infantrum...
T_T
Lalu, ada tulisan pendek tentang fanfiksi yang bisa jadi buku (daerah yang warnanya biru di kanan bawah):
...speechless...
Kata kuncinya: 'sedikit saya ubah' dan 'penerbit indie'. Sedihnya...
Sedihnya, yang baru baca artikel ini, bakal punya kesan salah pada penulis fanfiksi, apalagi pada penulis fanfiksi yang menerbitkan fanfiksinya. Oh, boleh toh? Oh, bisa toh? Gampang ya, bikin buku?
7-13 September 2013
"BELAJAR DARI FIKSI PENGGEMAR"
Cuma 2 halaman sih. Cuma mengenalkan apa itu fanfiksi. Lalu ada satu wawancara singkat dengan Clara Ng.
Pendek begini jadinya banyak yang nggak bisa disampaikan, yang membuat kesan bias, kesan yang melenceng. Misalnya:
Bagi pecinta fanfic Indonesia, ada yang namanya Indonesia Fanfiction Author Forum (infantrum.co.nr) Rupanya banyak remaja yang membuat fanfic tentang K-Pop, Justin Bieber, dan One Direction
Dua pikiran disatukan dalam satu paragraf. Kesannya, kalau pengen baca fanfic K-Pop, Justin Bieber, dan One Direction, datanglah ke Infantrum...
T_T
Lalu, ada tulisan pendek tentang fanfiksi yang bisa jadi buku (daerah yang warnanya biru di kanan bawah):
ELMIRA WIDYASANTI (30)
Digital Content Manager
Berawal dari Legolas...
Saking cintanya pada Lord of the Ring (LOTR), waktu itu saya rajin mengikuti video jurnal dan behind-the-scene produksi trilogi filmnya. Persahabatan antara para pemain terjalin manis dan begitu berkesan, sampai-sampai saya terinspirasi untuk membuat fanfic-nya.
Akhirnya, dengan nama eLmo, saya menulis cerita di blog berjudul Tryst, yang mengambil setting di lokasi syuting sebuah film, mirip dengan yang terjadi di balik layar LOTR. Dua karakter utamanya, Dorian dan Vincent, saya beri sifat-sifat Orlando Bloom (Legolas) dan Viggo Mortensen (Aragorn), yang sedikit saya ubah. Setelah kurang lebih setahun saya menulis dan mengedit, saya mengirimkan cerita itu ke penerbit. Tak disangka, ada penerbit indie di Yogyakarta yang mau mencetak Tryst sampai 1.000 kopi!
...speechless...
Kata kuncinya: 'sedikit saya ubah' dan 'penerbit indie'. Sedihnya...
Sedihnya, yang baru baca artikel ini, bakal punya kesan salah pada penulis fanfiksi, apalagi pada penulis fanfiksi yang menerbitkan fanfiksinya. Oh, boleh toh? Oh, bisa toh? Gampang ya, bikin buku?
1 Comments:
hahaha...
asik betul...
kalau begitu saia mau deh... hahaha *ketawa miris*
Post a Comment
<< Home