Saturday, May 25, 2013

[Hotter Potter] Harry Potter dan Orde Phoenix

 Harry Potter dan Orde Phoenix
(Harry Potter and the Order of the Phoenix)
JK Rowling
alihbahasa Listiana Srisanti
Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama
1200 hlm
 
Review ini diikutsertakan dalam acara Hotter Potter
 
Buku ini merupakan buku yang paling tebal dari seri Harry Potter, sekaligus paling bikin kesel nungguinnya. Berbeda dengan buku 6 atau buku 7 yang sudah ada ancer-ancer terbitnya dalam waktu 1 tahun setelah buku sebelumnya terbit, buku 5 ini ga jelas. Udah beberapa tahun setelah buku 4 terbit, baru buku 5 akhirnya terbit.

Jumlah halamannya ternyata sangat mengerikan #lebay XD Kemungkinan, JKR memasukkan semua yang ada di dalam pikirannya ke dalam buku ini. Walaupun demikian, setelah dijadikan film, justru jilid lima ini menjadi film paling pendek durasinya. Iya, baru keinget kemaren-kemaren pas baca tuitan satu akun Harry Potter:



Halaman belakang mencoba meringkas apa yang ada dalam 1200 halaman isinya:

Dumbledore menurunkan tangannya dan menatap Harry melalui kacamata bulan-separo-nya. "Sudah waktunya bagiku," katanya, "untuk memberitahumu apa yang seharusnya kuberitahukan kepadamu lima tahun lalu, Harry. Duduklah. Aku akan mengungkapkan segalanya."

Tak diragukan lagi tahun kelima Harry Potter bersekolah di Hogwarts merupakan tahun yang sangat penting. Kini ia berusia limabelas tahun, dan sebagai remaja ia mengalami gejolak masa muda yang mengubah beberapa sifat dasarnya. Ia akan menjalani ujian OWL yang menegangkan, yang menentukan akan jadi apa dirinya setelah lulus. Ia sering sekali bertengkar dengan Cho, sehingga bukan tidak mungkin hubungan mereka putus. Dan ketika ia berkelahi dengan Draco Malfoy, peranannya sebagai Seeker tim Quidditch Gryffindor terancam. Semua ini membuat Harry begitu nelangsa, sehingga untuk pertama kalinya ia ingin sekali meninggalkan Hogwarts.

Di tengah semua kegalauan itu, Lord Voldemort dengan kekuatan sihirnya yang luar biasa terus-terusan menghantui Harry. Tanpa henti Pangeran Kegelapan menyiksanya melalui bekas lukanya, dan akhirnya memaksa Harry bertarung mati-matian melawan para Pelahap Maut. Dan puncaknya adalah ia harus menyaksikan kematian seseorang yang amat dicintainya...

Sepertinya sudah cukup pas. Soalnya, adegan-adegan di dalam buku ini banyak galaunya. Dan banyak HURUF KAPITALNYA! Harry kerjanya teriak-teriak melulu, sampai waktu baca untuk pertama kali baca, perasaan jantungan banget baca kalimat-kalimat itu. Serasa Harry teriak-teriak pas di telinga ambu...

Tapi saat baca untuk kedua—ketiga-keempat-dan seterusnya—kalinya, muji juga pada JKR. Bisa dengan pas menggambarkan masa galau seorang bocah-yang-sedang-menuju-masa-kedewasaannya. Bagaimana jika sebagai seorang remaja, sekelilingnya dipenuhi 'jangan bilang itu padanya' 'belum waktunya dia tahu' bahkan Dumbledore-pun menolak untuk menatap matanya di Kementrian, semua yang ada di sekitarnya penuh misteri sedang orang-orang di sekelilingnya sok nyembunyiin...

JKR juga bisa menempatkan dengan pas, di mana saja ia bisa 'mematikan' tokoh-tokoh yang merupakan 'father figure'. Bisa dikatakan, dengan kematian tokoh-tokoh yang dianggap 'father figure' itu satu demi satu dari mulai buku lima ini, Harry memang mau tak mau harus menjadi dewasa. Tidak menyandarkan diri pada figur ayah, tetapi lebih pada diri sendiri.

Di antara sekian banyak adegan-adegan yang ada di buku ini, ada dua yang paling menyentuh. Satunya adalah adegan Harry, Hermione, Ron, dan Ginny menjenguk Mr Weasley di rumah sakit, dan nggak sengaja jalan-jalan ke bagian lain dari rumah sakit (bertemu Lockhart memang, tapi bukan itu yang bikin terharu #plaks) dan bertemu dengan Neville Longbottom. Siapa yang dijenguk Neville ini yang bikin trenyuh. Terutama pas adegan ini:

...Neville sudah mengulurkan tangannya; ke dalam tangan itu ibunya menjatuhkan bungkus kosong permen karet Drooble's Best Blowing [HPdOP, 713]

Tetapi ketika mereka pergi, Harry yakin dia melihat Neville menyelipkan bungkus permen itu ke dalam sakunya [HPdOP, 714]

#pelukNeville

Satu lagi, adegan dari bab 28, Kenangan Terburuk Snape.

Yang membuat Harry merasa terpukul dan sedih bukannya karena dia dicaci atau dilempari stoples kecoak, melainkan karena dia tahu bagaimana rasanya dipermalukan di tengah kerumunan penonton, tahu bagaimana perasaan Snape ketika ayahnya mengejeknya, dan menimbang apa yang baru saja dilihatnya, ayahnya ternyata memang sombong seperti yang selama ini dikatakan Snape kepadanya [HPdOP, 899]
#pelukSnape #pelukHarry #hailSeveritus XD

0 Comments:

Post a Comment

<< Home