[Hotter Potter]Harry Potter dan Batu Bertuah
Di-post untuk mengikuti Hotter Potter
Harry Potter dan Batu Bertuah
(Harry Potter and The Philosopher's Stone)
JK Rowling
alihbahasa Listiana Srisanti
Cetakan kesebelas Januari 2002
384 hlm
Sudah lama mendengar tentang buku Harry Potter. Tapi nggak langsung beli ataupun baca. Keburu main filmnya. Dan pulang nonton, langsung mencari bukunya. Bukan buat sendiri sih, tetapi buat si sulung. Saat itu dia kelas 1 menjelang naik kelas 2 SD. Pengennya sih si sulung jadi suka baca buku, dan dari dulu emang udah mulai dibelikan buku-buku sederhana, dan dia suka.
Dan ternyata, buku 1 abis deh di toko buku. Terpaksa hari itu membawa pulang buku 2 saja. Nggak apa-apa sih, toh garis besar ceritanya sudah didapat dengan menonton filmnya. Tapi kan penasaran! Jadi, beberapa saat kemudian pesan ke toko buku online, buku 1, 3, dan 4 sekaligus.
Paket datang di saat si sulung masih di sekolah. Dibaca dulu dong sama emaknya! XD
Dan ... Suka! Film sepertinya tidak bisa memberi kita rasa yang rinci, biasanya buku bisa. Buku ini bisa.
Garis besar ceritanya tidak banyak berbeda dengan film. Seorang anak--Harry Potter--yang dipelihara oleh keluarga pamannya, ternyata adalah seorang penyihir. Ia baru diberitahu saat ia berulangtahun ke-11, oleh penyihir setengah raksasa, Rubeus Hagrid. Hagrid sekaligus membawa surat dari sekolah sihir, Hogwarts, menyatakan ia diterima di sekolah itu, sekaligus buku-buku dan benda sihir apa saja yang harus dibawa.
Hogwarts berisi berbagai macam murid, ada yang berasal dari keluarga berdarah murni penyihir, ada yang setengah-setengah: ibu penyihir ayah Muggle (sebutan untuk non-penyihir) atau sebaliknya, bahkan ada yang ibu-ayahnya keduanya Muggle, seperti gadis yang kemudian akan menjadi sahabat baik Harry, Hermione Granger.
Ada yang saya suka juga dalam penggambaran murid-murid di Hogwarts ini: berbagai ras. Ada kulit hitam, ada keturunan Cina, ada keturunan India. JK Rowling melukiskan keberagaman mereka dengan cantik!
Bertiga, Harry Potter, Hermione Granger, Ron Weasley, mereka mengikuti petualangan yang seru dan mendebarkan, melibatkan penjahat paling keji dalam sejarah persihiran.
Saya suka sekali penggambaran JK Rowling mengenai dunia sihir. Dunia sihir itu bukan sekali angkat tongkat sihir dan terciptalah sesuatu, apapun, seperti yang sering dibayangkan oleh kaum Muggle. Bukan juga: angkat tongkat sihir, dan terciptalah sesuatu yang spektakuler seperti tsunami yang melanda, topan yang meluluhlantakkan segalanya, dan sebagainya, dan sebagainya.
Bukan seperti itu.
Pertama-tama, orang itu rajin belajar/berlatih sihir tidak? Kalau tidak, bahkan mengangkat sepotong bulu burungpun mungkin kau tak akan bisa. Seperti Ron Weasley yang salah melafalkan 'Wingardium Leviosa' dan tidak berhasil mengangkatnya.
Jadi, sama seperti pelajar di dunia pada umumnya: harus rajin belajar, rajin baca buku, rajin berlatih, jangan nyontek, jangan lupa kerjakan pekerjaan rumah, kena hukuman dari guru...
Penggambaran yang membumi. Membuat kita merasa bahwa sihir itu tidak jauh dari apa yang sedang kita kerjakan sehari-hari. Sihir itu bukan sesuatu yang spektakuler, yang fenomenal, tetapi hanyalah keseharian yang biasa.
Dengan demikian JK Rowling membawa pembacanya masuk ke dalam ceritanya. Seolah-olah kita juga merupakan bagian dari ceritanya, tertawa, bahagia, sedih dan kecewa. Terasa begitu dekat.
Suka begitu baca awal bukunya: penggambaran Profesor Minerva McGonagall sebagai kucing yang duduk kaku mengawasi Privet Drive 4. Kemudian penggambaran hari-hari sekolah Harry di Hogwarts, yang persis bagaikan sekolah berasrama biasa. Pembagian empat asrama berikut stereotype-nya. Dan sebagainya. Terasa begitu biasa, terasa begitu sehari-hari.
Bahkan saat ketiga tokoh utama kita memulai petualangan menyelamatkan batu: semua logika dipakai untuk menyelesaikan ke mana mereka harus melangkah: musik untuk menundukkan Fluffy, KAU PENYIHIR APA BUKAN?, pengetahuan akan catur, kecepatan berpikir untuk menyelesaikan logika teka-teki ramuan, dan apa yang Harry temukan di kamar terakhir?
Suka kalimat Quirrel di sini. Bukan suka pada kalimatnya sih, tetapi pada efeknya:
...dan kalimat-kalimat seterusnya.
Sejak itulah saya mendaftar menjadi Defenders of Snape #siapkantongkat #ikatkepalakeraskeras Tak akan ada apapun yang bisa membuat goyah keyakinan saya, maupun kalimat apapun yang menyudutkannya, baik dari JK Rowling (yang biasanya ambigu) apalagi kalau cuma dari sesama fans #halah Berawal dari kalimat-kalimat Quirrel ini-lah saya percaya Snape ada di pihak baik!
Buku Harry Potter: Batu Bertuah ini menjadi salah satu buku yang sering saya buka-buka, baik membaca keseluruhannya maupun hanya mencari kalimat-kalimat kutipannya. Kertasnya sudah kuning dan ujung-ujungnya sudah keriting. Tapi penyimpanannya spesial, lho!
Harry Potter dan Batu Bertuah
(Harry Potter and The Philosopher's Stone)
JK Rowling
alihbahasa Listiana Srisanti
Cetakan kesebelas Januari 2002
384 hlm
Sudah lama mendengar tentang buku Harry Potter. Tapi nggak langsung beli ataupun baca. Keburu main filmnya. Dan pulang nonton, langsung mencari bukunya. Bukan buat sendiri sih, tetapi buat si sulung. Saat itu dia kelas 1 menjelang naik kelas 2 SD. Pengennya sih si sulung jadi suka baca buku, dan dari dulu emang udah mulai dibelikan buku-buku sederhana, dan dia suka.
Dan ternyata, buku 1 abis deh di toko buku. Terpaksa hari itu membawa pulang buku 2 saja. Nggak apa-apa sih, toh garis besar ceritanya sudah didapat dengan menonton filmnya. Tapi kan penasaran! Jadi, beberapa saat kemudian pesan ke toko buku online, buku 1, 3, dan 4 sekaligus.
Paket datang di saat si sulung masih di sekolah. Dibaca dulu dong sama emaknya! XD
Dan ... Suka! Film sepertinya tidak bisa memberi kita rasa yang rinci, biasanya buku bisa. Buku ini bisa.
Garis besar ceritanya tidak banyak berbeda dengan film. Seorang anak--Harry Potter--yang dipelihara oleh keluarga pamannya, ternyata adalah seorang penyihir. Ia baru diberitahu saat ia berulangtahun ke-11, oleh penyihir setengah raksasa, Rubeus Hagrid. Hagrid sekaligus membawa surat dari sekolah sihir, Hogwarts, menyatakan ia diterima di sekolah itu, sekaligus buku-buku dan benda sihir apa saja yang harus dibawa.
Hogwarts berisi berbagai macam murid, ada yang berasal dari keluarga berdarah murni penyihir, ada yang setengah-setengah: ibu penyihir ayah Muggle (sebutan untuk non-penyihir) atau sebaliknya, bahkan ada yang ibu-ayahnya keduanya Muggle, seperti gadis yang kemudian akan menjadi sahabat baik Harry, Hermione Granger.
Ada yang saya suka juga dalam penggambaran murid-murid di Hogwarts ini: berbagai ras. Ada kulit hitam, ada keturunan Cina, ada keturunan India. JK Rowling melukiskan keberagaman mereka dengan cantik!
Bertiga, Harry Potter, Hermione Granger, Ron Weasley, mereka mengikuti petualangan yang seru dan mendebarkan, melibatkan penjahat paling keji dalam sejarah persihiran.
Saya suka sekali penggambaran JK Rowling mengenai dunia sihir. Dunia sihir itu bukan sekali angkat tongkat sihir dan terciptalah sesuatu, apapun, seperti yang sering dibayangkan oleh kaum Muggle. Bukan juga: angkat tongkat sihir, dan terciptalah sesuatu yang spektakuler seperti tsunami yang melanda, topan yang meluluhlantakkan segalanya, dan sebagainya, dan sebagainya.
Bukan seperti itu.
Pertama-tama, orang itu rajin belajar/berlatih sihir tidak? Kalau tidak, bahkan mengangkat sepotong bulu burungpun mungkin kau tak akan bisa. Seperti Ron Weasley yang salah melafalkan 'Wingardium Leviosa' dan tidak berhasil mengangkatnya.
Jadi, sama seperti pelajar di dunia pada umumnya: harus rajin belajar, rajin baca buku, rajin berlatih, jangan nyontek, jangan lupa kerjakan pekerjaan rumah, kena hukuman dari guru...
Penggambaran yang membumi. Membuat kita merasa bahwa sihir itu tidak jauh dari apa yang sedang kita kerjakan sehari-hari. Sihir itu bukan sesuatu yang spektakuler, yang fenomenal, tetapi hanyalah keseharian yang biasa.
Dengan demikian JK Rowling membawa pembacanya masuk ke dalam ceritanya. Seolah-olah kita juga merupakan bagian dari ceritanya, tertawa, bahagia, sedih dan kecewa. Terasa begitu dekat.
Suka begitu baca awal bukunya: penggambaran Profesor Minerva McGonagall sebagai kucing yang duduk kaku mengawasi Privet Drive 4. Kemudian penggambaran hari-hari sekolah Harry di Hogwarts, yang persis bagaikan sekolah berasrama biasa. Pembagian empat asrama berikut stereotype-nya. Dan sebagainya. Terasa begitu biasa, terasa begitu sehari-hari.
Bahkan saat ketiga tokoh utama kita memulai petualangan menyelamatkan batu: semua logika dipakai untuk menyelesaikan ke mana mereka harus melangkah: musik untuk menundukkan Fluffy, KAU PENYIHIR APA BUKAN?, pengetahuan akan catur, kecepatan berpikir untuk menyelesaikan logika teka-teki ramuan, dan apa yang Harry temukan di kamar terakhir?
Suka kalimat Quirrel di sini. Bukan suka pada kalimatnya sih, tetapi pada efeknya:
"Tetapi Snape mencoba membunuh saya."
"Bukan, bukan, bukan! Aku yang mencoba membunuhmu.[HP&BB, hlm 356]
...dan kalimat-kalimat seterusnya.
Sejak itulah saya mendaftar menjadi Defenders of Snape #siapkantongkat #ikatkepalakeraskeras Tak akan ada apapun yang bisa membuat goyah keyakinan saya, maupun kalimat apapun yang menyudutkannya, baik dari JK Rowling (yang biasanya ambigu) apalagi kalau cuma dari sesama fans #halah Berawal dari kalimat-kalimat Quirrel ini-lah saya percaya Snape ada di pihak baik!
Buku Harry Potter: Batu Bertuah ini menjadi salah satu buku yang sering saya buka-buka, baik membaca keseluruhannya maupun hanya mencari kalimat-kalimat kutipannya. Kertasnya sudah kuning dan ujung-ujungnya sudah keriting. Tapi penyimpanannya spesial, lho!
8 Comments:
aacckkk sama mba, ada alasan aku ga merasa sebal pd Snape bahkan sejak pertemuan pertama,, my poor Prof *sobs*
Sama, mbak.. Aku juga selalu yakin Snape baik. Tapi gak nyangka sih alasannya karena Lily
*hugs sesama Defenders of Snape* XDD
This comment has been removed by the author.
Kesan utk Snape saat baca ulang buku ini jadi beda dengan dulu saat belum tahu endingnya ya :D
Kalo aku percaya Snape karena Dumbledore segitu percayanya.. dulu masih kebawa emosinya Harry juga sih :)
Banyak yang bilang ke aku kalo gara-gara event Hotter Potter mereka nyari buku Harpot yang pertama, dan ternyata lumayan susah nyarinya!
Jadi banyak temennya tuh mbak, hehehe.
Iya, di grup IndoHarryPotter di FB juga masih banyak yang nyari, kebanyakan buku satu dan buku dua. Sepertinya Gramedia nyediain untuk box set aja, kali ya?
Post a Comment
<< Home