Saturday, November 12, 2011

Budaya Instant

Kemarin seperti biasa membuka-buka FaceBook, dan di sebuah grup nemu pertanyaan seperti ini:



Pertanyaan seperti itu, dan pertanyaan-pertanyaan serupa, juga ada banyak ditemukan di grup-grup di mana Ambu ikut. Terutama di beberapa grup para penulis fanfic, lebih spesifiknya lagi, member/author FFN.

Pertanyaan sepele, yang akan mudah kita temui jawabannya dengan mengetik pertanyaannya pada Search Engine, apakah itu mbah Gugel atau Search Engine lain. Pertanyaan yang mudah sekali, bisa kita temui bukan hanya jawabannya, tetapi juga keterangan panjang lebar mengenainya, apakah itu di Wiki atau di Wikia khusus fandom itu, atau sumber-sumber lain.

Jadi bertanya-tanya.

Apakah memang anak-anak jaman sekarang--kebanyakan--memang lebih suka jawaban-jawaban instan seperti itu? A menanyakan XYZ, dan B memberikan jawabannya. Selesai. Prosesnya berhenti sampai di situ.

Padahal, si A bisa dengan mudah mencari, dan dalam proses mencari itu, ia bukan hanya akan mendapat jawaban dari pertanyaan XYZ itu, melainkan juga 'apa itu XYZ?' 'kenapa XYZ dan bukan PQRS?' 'sejarah panjang XYZ' dst dst dst. Pengetahuan bertambah dengan mencari.

Atau, apakah memang anak-anak sekarang--kebanyakan--sudah tak punya rasa ingin tahu? Masa' sih? Bukankah masa muda itu masa mencari dan bertanya-tanya? 'Bertanya-tanya' lho, bukan 'bertanya' doang.

Lagipula, jaman Ambu mulai kenal internet dulu, akses hanya ada di PC. Kalau mau masuk internet, harus duduk manis di ruang kerja, baru bisa. Sehari paling sejam-dua jam. Belum lagi harus pinter-pinter bagi waktu dengan ngasuh anak-anak yang masih baby.

Sekarang? Kebanyakan malah anak-anak mengakses dari smartphone, kebanyakan BB. Coba lihat, anak-anak yang umurnya bahkan belum mencukupi untuk meng-klik: 'Yes, I am 13 years or more' di formulir pendaftaran member forum atau FaceBook, sudah pada pegang BB.

Artinya? Artinya, akses menuju internet sudah semakin mudah, dan nyaris 24 jam. Artinya, lebih mudah untuk mencari informasi mengenai segala sesuatu. Denger kata 'XYZ', apa itu? Gugling. Denger kata 'PQRS', cari di wiki. Denger kata 'ABCD' browsing sampai berjam-jam.

Artinya, anak muda sekarang sudah seharusnya lebih tahu segala, dari pada anak muda dulu yang akses internetnya terbatas!

Lha ini, kok bisa sih mengajukan pertanyaan seperti di atas *nunjuk-nunjuk sekrinsyut* Dengan dia bisa masuk FB, bisa masuk Grup, dan post pertanyaan, berarti dia juga bisa browsing jawabannya! Dan jawabannya bukan jawaban yang susah ngertinya, cuma beberapa kata! Cuma angka tahun dan nama-nama orang. Apakah diperlukan pengetahuan yang khusus untuk mengerti arti jawabannya, jika saja mencari sendiri?

Daaaaaan itu membawa ke pertanyaan khas di Grup-Grup member/author FFN: 'eh, bener ga, songfic dilarang di FFN?' 'eh, bener ga, FFN ga terima Real Person Fic?' blablabla...

Apakah saat kamu memasukkan sebuah dokumen untuk dijadikan 'New Story', kau tidak membaca Guidelines--yang harus kamu klik kata-kata persetujuannya? Bahkan ada kalimat seperti ini, ini ada di FB saat heboh-hebohnya ScreenPlays dipenuhi RPF:
'Melanggar guideline?? Aku belum pernah menyetujui guideline itu...'

Wekekek!

Jadi?

Apa memang--kebanyakan--anak-anak sekarang males membaca, terutama membaca suatu prosedur? Apakah anak-anak sekarang--kebanyakan--pengennya yang instant aja, nggak mau yang--kelihatannya--susah dan berliku-liku?

Ataaaaaau, karena Guidelines itu berbahasa Inggris, mereka jadi males baca? Plis dong ah! Kalo teks lagu, bahasa Inggris dilalap. Jangankan bahasa Inggris yang familiar, bahasa Korea yang bikin lidah keriting aja dilalap sekali jadi. Masa' beberapa kalimat dalam bahasa Inggris di Guidelines aja males ngertiinnya XDD

Dan, bukannya anak muda sekarang harus lebih mengglobal ya? Masa' bahasa Inggris aja nyerah #nyengir

Oke, sekian dulu meracaunya. Kalau ada yang terlupa, nanti ditambahin XD

2 Comments:

Blogger Aranolein said...

Diberi kemudahan, kayaknya cenderung bikin orang malas, Ambu. IMHO.

Aku bisa paham sekali poin teman yang jadi cranky soal ini, karena akupun sebenarnya kalau mood sedang tidak baik akan melakukan hal yang sama dan atau malah lebih sarkastik.

Sometimes ignorance is a bliss. Tapi untuk kasus ini, adalah bencana. Netiket itu perlu dipahami. Etiket berbicara atau minta tolong juga harus dibekali dari rumah.

Mudah2an sebagai member yang lebih senior masih ada yang bisa sabar bimbing anak2 baru yang belum paham.

7:07 AM  
Blogger Joan said...

Malas itu, Ambu. Generasi sekarang terbuai dengan kemudahan hingga malas.

Ingat nggak, ada kata-kata orang bijak, "Apa yang kita dapatkan dengan susah payah, akan lebih kita hargai daripada apa yang kita dapatkan dengan mudahnya."

Nah itu, generasi dulu yang untuk mencari tahu sesuatu, harus terbirit-birit ke perpustakaan dan membaca berbagai sumber minimal seminggu penuh untuk menemukan jawaban, tentunya lebih menghargai (dan mensyukuri) adanya internet.

Sementara generasi yang sudah terbuai dengan segala kemudahan, ya nggak berjuang untuk itu. Apa yang nggak menarik, tinggal di-skip aja. Ntar kalau bingung, tinggal ribut tanya-tanya.

Tentunya ada pengecualian: kalau sesuatu yang benar-benar diminati.

Di sisi lain, mungkin juga benar, ada kaitannya dengan sopan santun. Sekarang udah berubah juga. Dulu kita diajari untuk diam dan mendengar sebelum berbicara. Diam saat orangtua berbicara.
Nah sekarang? Mungkin banyak yang nggak begitu lagi. Yang ortunya nggak peduli anaknya berbusa ngomong (karena ortunya juga lagi sibuk ber-BBM ria). :-D

@ Aranolein: Yang pasti member itu bukan aku deh. =))

11:13 PM  

Post a Comment

<< Home